Hidup ini tak
pernah lepas dari yang namanya masalah. Right?. Dari kita lahir sampai
nanti disemayamkan di rumah masa depan alias kuburan, masalah tak
henti-hentinya menghampiri diri kita. Seperti yang dikatakan Hadi S. khuli
dalam novelnya yang bertitel “Derap-Derap Tasbih”, hidup ini adalah
seperti tasbih. Berawal dan berakhir di titik yang sama. Bukan tasbih namanya
jika hanya satu dimensi. Bukan kehidupan jika belum melewati serangkaian
untaian butiran suka, duka, derita, bahagia, gembira, gagal, sukses, pasang,
dan surut. So, untuk apa bersedih, berputus asa, dan menyerah apalagi sampai
bunuh diri jika kita punya masalah?
Ehem... salam mata pena! Selamat datang di rumah kataku. Di sinilah tempat di mana kucurahkan semua yang kupikirkan. Tentang cinta dan kerinduan, tentang sejarah dan kepenulisan, dan tentang semua yang pernah terlintas di pikiranku. Selamat membaca. Semoga bermanfaat dan barokah. (^6^)
Rabu, 19 Desember 2012
Selasa, 18 Desember 2012
Tak Ada yang Abadi
Sobat…! hidup selalu berputar
dan berubah, seperti yang dikatakan Aril
cs dalam lagunya, tak ada yang abadi. Seperti bumi yang terus berputar,
begitulah hidup ini. Kadang ada di atas, kadang pula jatuh ke bawah. Kadang
bahagia, kadang juga berduka. Semua berganti dengan teratur. Tak ada yang tetap
dan tak ada yang tidak berubah. Seperti
yang dikatakan salah satu filsuf Yunani kuno, Heraklitos, “yang abadi adalah
perubahan”.
Yah... yang abadi adalah perubahan
Sobat, maka, kita harus bersiap diri untuk selalu menghadapi perubahan itu. Di
mana pun dan kapan pun. Pernahkah kalian berpikir, mengapa banyak orang kaya
yang jatuh miskin kemudian gila? Mengapa banyak juga para pemuda kita yang
memilih bunuh diri hanya karena putus dari pacarnya? Jawabannya hanya satu
Sobat, karena mereka tak pernah siap menghadapi perubahan dalam hidupnya!
Mereka terlalu terlena dengan hidup yang telah ia dapatkan. Mereka lupa, bahwa
dalam satu detik pun, perubahan bisa terjadi.
Perubahan adalah keniscayaan yang
tak terelakkan Sobat. Seperti kematian, ia pasti akan datang. Entah hari ini, lusa
atau esok hari, perubahan pasti akan menghampiri hidup kita. Oleh karena itu
Sobat, bersiaplah untuk menghadapi perubahan. Kuatkan jiwamu untuk menghadapi
segala kemungkinan yang akan terjadi. Jangan mudah terlena dengan apa yang
telah kita dapatkan. Siapkan mental baja untuk menghadapi setiap perubahan yang
menimpa dalam hidup ini, karena tak ada yang abadi. Sekali lagi, tak ada yang
abadi!
Sabtu, 01 September 2012
Pesan untuk teman-temanku anak sejarah: Ingin jadi sejarawan hebat? Menulislah!!! Bag II.
Ehem… ketemu
lagi. Semoga sobat-sobat sudah membaca artikel sebelumnya, yakni ingin jadi
sejarawan hebat? Menulislah!!! Bag I. Syukur-syukur
kalau setelah membaca sudah terbesit dalam hati, sudah menata niat untuk segera
mempraktikkannya (baca: menulis). Tapi kalau belum pun nggak jadi masalah. Saya
nggak maksa kok. Sudah mau baca aja, saya sudah senang sekali. Sebab, itu
artinya sobat-sobat semua sudah mempunyai modal utama untuk menjadi seorang penulis,
yakni membaca. Jika sudah demikian, saya yakin sebentar lagi akan lahir satu atau dua karya dari sobat semua. Entah itu hanya coretan-coretan kecil atau sebuah
cerita yang terinspirasi dari peristiwa sejarah tertentu. Apa pun itu, semoga
nantinya akan bermanfaat untuk diri sendiri, orang lain, nusa dan bangsa ini. Terlalu
muluk-muluk ya…? He.
Right, untuk
semakin menambah semangat sobat-sobat sejarah dalam menulis, akan saya paparkan
manfaat-manfaat menulis untuk para sejarawan. Apa ada? Ya pasti ada. Nggak percaya?
Baik akan saya tunjukkan! Makanya jangan beranjak dulu. Pasang mata dan telinga
baik-baik dan teruslah membaca. Lets go!
Berikut manfaat
menulis, khususnya bagi para sejarawan.
Rabu, 29 Agustus 2012
Pesan untuk teman-temanku anak sejarah: Ingin jadi sejarawan hebat? Menulislah!!!
Pernah dengar nama Kuntowijoyo? Ah… saya yakin
semua anak sejarah pasti tahu dan kenal betul dengan sejarawan dan budayawan
kondang yang satu ini. Apa yang membuat Kuntowijoyo hari ini masih
disebut-disebut namanya? Apa yang menjadikan nama Kuntowijoyo begitu akrab di
telinga anak-anak sejarah? Bahkan mungkin bukan hanya anak sejarah saja. Apa
karena beliau bergelar sejarawan dan budayawan? Ah… sama sekali tidak. Tahu
sendiri kan, hari ini kedua gelar itu masih kalah keren dibandingkan dengan
gelar dokter, insinyur, profesor dan lain-lainnya. Lalu apa yang membuat
Kuntowijoyo sampai hari ini masih disebut-sebut namanya? Tak lain dan tak bukan
semua itu adalah karena karya-karya tulisannya. Ya… karena dia menulis!
Sesederhana itukah?
Sepotong Cerita di Kaki Senja
Entah
mulai darimana aku harus bercerita, aku tak tahu. Bingung. Aku sendiri tak percaya
atas apa yang baru saja kualami. Lalu bagaimana kalian akan percaya pada diriku
jika aku menceritakannya? Tapi, pena yang tergeletak disampingku menggoda nafsu
menulisku. Ia terus saja memaksaku. Sungguh, andai ia bisa bicara mungkin ia
akan berkata seperti ini.
“Ayo
Mad, sini sentuh aku. Raih aku. Gunakan aku untuk melampiaskan nafsu menulismu.
Jangan kau pendam cerita yang harusnya kau kabarkan pada orang-orang. Ayo,
cepat!!! waktumu tak banyak. Apa kau ingin suatu saat penyesalan datang menghampirimu? Hanya
gara-gara kau tak segera meraih dan menggunakanku untuk menceritakannya? Ayo
apa yang kamu tunggu!?
Layaknya
orang yang terhipnotis. Aku segera bergerak mengambil pena yang terletak
sekitar satu meter disampingku. Dengan cepat aku merangkai huruf demi huruf dan
kata demi kata. Kaki Senja menjadi saksiku saat kuceritakan kisah ini.
Langganan:
Postingan (Atom)