Ehem, ternyata udah lama yah, aku
tidak menulis di rumah kataku tersayang
ini. Sampai-sampai ada banyak sarang laba-laba di dinding dan debu memenuhi
lantai rumah. Pada kangen nggak? Hoho. Ah, semoga aku menjadi orang yang selalu
dirindukan kehadirannya. *ngarep. Ckckck. Eitss, tunggu dulu. Bukankah setiap
orang selalu ingin menjadi orang yang dirindukan? Entah di keluarga, di kelas,
dan di organisasi? Dan, setiap orang tentunya ingin donk dirindukan oleh
kekasih hatinya. Hahay. Malah sampai ke mana-mana. Udah ah, kita tinggalkan saja
bahasan tentang rindu dan teman-temannya. Aku percaya kok, kalau q selalu
menjadi orang yang dirindukan. *Narsis. Plaak!! T_T
Aku punya seorang teman kuliah. Sebut saja namanya ilham. Beberapa waktu lalu,
dia sedang gundah gulana, dan gelisah tak terkira. Kalau zaman sekarang,
istilahnya galau tingkat dewa. Hoho. Ternyata, setelah ku selidiki, ia galau
karena mendengar kabar bahwa penyakit lama ayahnya kambuh lagi. Ah, bagaimana
seorang anak tidak galau ketika ayah yang telah memberikan segenap perhatian
untuknya sedang tergolek lemas di atas ranjang? Sungguh, aku rasa setiap anak
pasti akan merasakan kesedihan seperti yang dirasakan oleh temanku yang satu
ini.
Ilham sudah berusaha menenangkan
hatinya. Tapi tetap saja, hatinya terus saja gelisah. Ingin rasanya ia pulang.
Tapi sayang sekali, keadaan tak mengizinkan. Ia harus tetap kuliah. Apalagi,
kampung halamannya lumayan jauh dari tempat
ia kuliah. Praktis, ia hanya mampu memanjatkan doa kepada Sang Pencipta agar
ayahnya diberikan kesembuhan. Meski begitu, kegalauan belum sirna dari hatinya.
Kegalauan itu semakin bertambah ketika secara tidak sengaja dirinya menabrak kucing
di tengah jalan. Sebagai orang Jawa, ia takut akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Katanya, menurut orang Jawa, kalau menabrak kucing akan mendapatkan
kesialan. Itulah yang kemudian membuat ilham semakin bertambah galau saja.
Di tengah kegalauan yang sedang
Ilham rasakan, tanpa terduga, HP kesayangannya menjerit keras. Satu pesan
diterima. Ternyata, pesan tersebut dari Si Mbak tersayang. Tak usahlah, aku
jelaskan siapa Mbak yang mengirim pesan untuk ilham. Ckckck. Yang jelas, bukan
saudara kandungnya. Soalnya, Ia tak punya saudara perempuan. Dua kakaknya,
cowok semua. Kwkwkwk. ^_^.
Mau tau apa yang terjadi setelah
Ilham membaca pesan dari Si Mbak tersayangnya? Dengan sekejap saja, kegalauan
yang menyelimuti hatinya sirna begitu saja. Bagaikan kemarau bertahun-tahun
lamanya yang hilang dihapus oleh hujan sehari saja. Apalagi, kata-kata yang
ditulis Si Mbak tersebut, sama dengan kata-kata yang diucapkan oleh mantannya
dulu. Saat ia galau setengah mati gara-gara kekasih hatinya dipinang orang. Ah,
sungguh hati siapa yang nggak galau bin gelisah bin resah saat pujaan hatinya
di ambil orang? Tapi dengan kata-kata sakti yang diucapkan mantannya,
kegelisahan yang dirasakannya hilang tak berbekas. Sama dengan yang dirasakan saat ia membaca pesan dari Mbak
tersebut.
Ilham pun tak pernah habis pikir,
mengapa kata-kata yang diucapkan Mbak tersebut sama persis dengan yang
dikatakan mantannya dulu? Kebetulan kah? Ah, sungguh ia sama sekali tak tau.
Yang jelas, ia bersyukur Tuhan masih sayang padanya. Tuhan masih peduli padanya.
Dengan datangnya pesan dari Mbak tersebut yang menghilangkan kegalauannya,
sudah cukup menjadi bukti bahwa Tuhan tak pernah meninggalkan dirinya. Dan
semenjak saat itu, saat masalah datang bertubi-tubi menghampiri, ia selalu
memegang dadanya. Dan berbisik lembut pada hati kecilnya, jangan khawatir ada
Allah, jangan khawatir Allah dan jangan pernah khawatir kan ada Allah. Selalu
kata itu yang ia ucapkan, seperti pesan yang dikirimkan Mbak tersayangnya dari
kejauhan sana waktu itu. The End. Hehe. ^_^
Teman-temanku, seperti itulah,
sejatinya Tuhan tak pernah meninggalkan hamba-hamba-Nya. Jika Tuhan mengirimkan
ujian berupa musibah atau yang lainnya, ketahuilah, sesungguhnya Tuhan ingin
agar kita mendekat pada-Nya. Tuhan ingin agar kita kembali menyebut asma-Nya.
Tuhan ingin agar kita kembali bersimpuh memohon pada-Nya. Dan Tuhan ingin agar
kita kembali mengingat-Nya. Bukankah Tuhan Maha Pencemburu? Percayalah, Tuhan
tak pernah benar-benar ingin membuat kita sengsara. Tuhan hanya ingin membuat
kita dekat pada-Nya.
So, tak perlu
khawatir, ketika ada masalah datang tanpa henti. Yakinlah, itu semua yang
terbaik dari-Nya. Berbahagialah seperti anak-anak kecil yang senang ketika ada
ujian akhir kenaikan kelas. Karena sejatinya seperti itulah keadaan yang terjadi
pada kita. Dengan ujian yang diberikan Tuhan, kita akan naik satu tingkat lagi.
Dengan catatan, kita mampu melewati setiap ujian degan lapang dada. Tanpa
mengeluh atau pun menggerutu. Percayalah, Tuhan tidak buta dan tidak tuli. Itu
saja. Sampai jumpa. Ingat yah, jangan khawatir, masih ada Allah.
Posting Komentar