Senin, 11 Maret 2013

Rahasia di Balik Revolusi Prancis


       Inilah makalah sederhanaku tentang Revolusi Prancis yang butuh perjuangan keras untuk menunjukkan dan mempresentasikan di depan kelas dan di depan teman-temanku. Ah, bagaimana tidak keras perjuanganku, hanya demi tidak dipandang seorang pengecut dan hanya ingin menunjukkan rahasia di balik revolusi prancis, aku menerjang hujan. Basah? pasti. Tapi tak apa, karena bagiku, untuk menunjukkan kebenaran, butuh tumbal perjuangan yang besar. Itu saja. Ok, monggo, di baca dan disebarkan tentang tulisan sederhanaku yang membahas revolusi Prancis. Selamat membaca. ^_^

A.    Pengertian Revolusi Prancis
Revolusi berarti perubahan mendasar di bidang ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya. Perubahan yang terjadi melalui revolusi mempunyai cakupan yang luas dan menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat. Jika pengertian revolusi sebagaimana dijelaskan, maka bisa dikatakan bahwa Revolusi Prancis adalah sebuah perubahan mendasar di Prancis di bidang ekonomi, politik, budaya dan lain-lain yang terjadi tahun 1789.
Perubahan mendasar di bidang ekonomi terlihat bagaimana kemudian himpunan-himpunan perdagangan dan peraturan-peraturan monopoli dagang serta industri di hapuskan. Meskipun demikian, masa pasca revolusi perancis merupakan masa-masa tersulit bagi sebagian rakyat perancis. Hal itu disebabkan kondisi keuangan yang semakin parah akibat dari kekalahan perang yang terus menerus baik di dalam maupun di luar negeri.[1]
Perubahan mendasar di bidang poilitik, sebagaimana yang telah dicatat oleh sejarah adalah runtuhnya sistem monarki yang dipimpin oleh Raja Louis XVI. Ruhtuhnya sistem monarki tersebut kemudian memunculkan ide pemerintahan republik dan melahirkan faham demokrasi yang memiliki arti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Sedangkan perubahan mendasar  di bidang budaya adalah hilangnya kebudayaan yang memberikan hak-hak istimewa kepada golongan bangsawan dan rohaniawan. Budaya tersebut hilang secara otomatis pasca terjadinya revolusi Prancis yang mengusung  semboyan liberty (kebebasan), egaliter (persamaan) dan fraternity (persaudaraan).

B.     Rahasia Di Balik Revolusi Prancis
Sebagaimana yang telah diketahui, ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya revolusi Prancis. Faktor-faktor tersebut di antaranya ialah kurang puasnya rakyat terhadap sistem absolutisme Raja Louis XVI, adanya pengaruh paham rasionalisme, dan adanya diskriminasi dalam masyarakat Prancis. Tetapi, sebab khusus terjadinya revolusi Prancis adalah karena gaya hidup mewah sang permaisuri Raja Louis XVI, Maria Antoinette di tengah penderitaan rakyat Prancis.
Beberapa hal itulah yang kemudian digadang-gadang menjadi sebab meletusnya Revolusi Prancis tahun 1789, tetapi benarkah demikian? Mari kita buktikan!
Jauh sebelum revolusi Prancis meletus, telah terjadi dua revolusi besar lainnya, yakni revolusi Inggris (1640), dan Revolusi Amerika (1776). Setelah terjadinya revolusi Inggris, tepatnya pada tahun 1773, Mayer atau yang dikenal dengan Rothschild I[2] mengundang para tokoh pemilik modal Yahudi ke Frankfurt untuk membicarakan masalah Monopoli Internasional. (). Dalam pertemuan besar tersebut, Rothschild I melakukan evaluasi besar-besaran terkait Revolusi Inggris. Beberapa point penting yang disampaikan oleh Rothschild I di antaranya

            Konspirasi dianggap terlalu lamban dalam melakukan program yang direncanakan, akibatnya penguasaan Inggris secara total terhambat oleh hal-hal kecil. Namun hal-hal kecil ini bisa dianggap tidak berpengaruh besar bagi upaya penguasaan oleh Konspirasi. Walau demikian, hal-hal kecil ini dianggap tidak boleh dibiarkan. Beberapa kelompok berpengaruh di Inggris ada yang masih mampu bertahan menghadapi Konspirasi. Rothschild segera memerintahkan agar pelaksanaan program dipercepat dan menyingkirkan oposisi secepatnya dengan segala cara yang bisa diambil. Jika perlu, segenap lapisan masyarakat Inggris harus dikuasai dengan jalan teror atau kekerasan.[3]

            Dalam pertemuan itu juga, Rothschild I mengungkapkan kepada para pemilik modal Yahudi Internasional, bahwa keberhasilan revolusi Inggris bukanlah sesuatu yang besar, jika dibandingkan keberhasilan mereka atas  revolusi Prancis yang sebentar lagi akan berkobar. Segera setelah Rothschild I menyampaikan uraiannya, para pemilik modal Yahudi Internasional pasang badan untuk memperkokoh satu tujuan dalam merancang revolusi Prancis (William, G Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, 28)
            Terkait dengan semboyan revolusi Prancis yang akan digelontorkan oleh Rothschild I dan kroni-kroninya, yakni liberty (kebebasan), egaliter (persamaan) dan fraternity (persaudaraan), dengan lantang Rothschild I, mengatakan bahwa

"Di dunia ini tidak ada tempat bagi yang namanya kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Slogan-slogan itu tidak lebih dari ucapan kosong, yang diperkenalkan oleh kita sendiri, lalu kita letakkan di bibir masyarakat umum agar mereka menggunakan berulang-ulang, persis burung beo. Sesungguhnya sistem pemerintahan yang sekarang di Prancis adalah berdasarkan aristokrasi keturunan. Kita akan menghancurkan semua itu dengan slogan kosong tersebut di atas. Setelah itu baru kita bangun sebuah pemerintahan di atas puing-puing pemerintahan lama, dengan prinsip aristokrasi baru. Semua di tangan kita." (William, G Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, 31)

Rizki Ridyasmara dalam bukunya yang bertitle Knight Templar Knight of Christ, mengatakan bahwa meskipun semboyan revolusi Prancis terdengar sangat indah tetapi bagi para Konspirasi Yahudi, ketiga istilah tersebut memiliki makna yang sama sekali beda. Pertama, Liberty sesungguhnya berarti kemerdekaan bagi mereka, kebebasan bagi mereka, bagi para pemilik modal, untuk berbuat apa saja terhadap Prancis. Kedua, Egaliter yang sesungguhnya memiliki makna persamaan, bagi Mereka diartikan sebagai persamaan di kalangan mereka untuk bisa bersama-sama, gotong royong, di dalam usahanya menguasai perekonomian Prancis. Ketiga, Fraternal yang bermakna sebagai persaudaraan antara kelompok mereka sendiri, di mana di dalam setiap usahanya, mereka hams saling tolong-menolong, bantu-membantu, agar kepentingan kelompok mereka bisa dicapai. lnilah hakikat tiga slogan Revolusi Prancis. Jadi persaudaraan hanya terbatas pada kelompoknya saja. Tak lebih dan tak kurang.

Bahan Bacaan

Rizki Ridyasmara.  2006. Knight Templar Knight of Christ. Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR.
William G Carr. 2005. Yahudi Menggenggam dunia. Jakarta. PUSTAKA AL-KAUTSAR
Lubna Sungkar. 2007.  Peranan Golongan Borjuis Pada Revolusi Prancis Tahun 1789 dalam Jurnal sejarah CITRA LEKHA, VOL XI NO. 1. Palembang: Universitas Diponegoro









[1] Lubna Sungkar, Peranan Golongan Borjuis Pada Revolusi Prancis Tahun 1789 dalam Jurnal sejarah CITRA LEKHA, VOL XI NO. 1 (Palembang, Universitas Diponegoro, 2007). Hlm. 65
[2] The Jewish Encyclopedia memuat sejarah keluarga Rothschild sebagai jutawan semenjak keluarga ini muncul, dan memainkan peran penting dalam sejarah dunia terselubung modern. Pendiri keluarga ini adalah Amschel Moshe Pour, seorang pemilik modal Yahudi kenamaan.
[3] Rizki Ridyasmara, Knight Templar Knight of Christ (Jakarta, PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2006). Hlm. 207

Tidak ada komentar:

Posting Komentar