Rabu, 13 Maret 2013

Jangan Khawatir, Kan Ada Allah!

“Terkadang, takdir berjalan sesuai dengan pikiran kita. Sejalan dengan Allah dengan prasangka hamba-Nya. Aku ingat betul, Ustadz siapa gitu lupa, bilang ‘Pokoknya semua positif thingking! kejatuhan cicak, alhamdulillah, bakal dapat rezeki. Nggak sengaja nabrak kucing, Alhamdulillah rezeki ngalir banyak,’ gitu Aja! Jangan khawatir, kan ada Allah.”

            Bagaikan tanah kering kerontang yang tersiram air hujan, hatiku adem ayem setelah membaca pesan yang aku cantumkan  di awal tulisan ini dari Mbakku. *Aih, PD amat ya? Ngaku-ngaku. Ckckck. Padahal dia hanya Mbak tingkat di jurusan. Sedangkan aku adik tingkat jurusannya. Kalau aku memang sudah menganggapnya sebagai Mbakku, Apakah dia juga menganggapku adiknya? Entahlah, aku tak tahu. Hoho :D. Tapi sungguh, pesan tersebut telah menenteramkan hatiku setelah galau bin gelisah alias gundah gulana nggak karuan gara-gara nyenggol kucing di jalan. ^_^
            Sebagai anak suku Jawa, aku tentunya sangat khawatir ketika malam itu, hari Selasa malam Rabu, tanggal 12 Maret 2013, secara tak sengaja nyenggol kucing di jalan. Bagi orang Jawa yang hidupnya selalu berdampingan dengan hal-hal mistis dan sebagainya, menabrak seekor kucing merupakan pertanda akan mendapatkan kesialan. Aku tak tau siapa yang pertama kali menghembuskan mitos tersebut, tapi yang jelas, mitos tersebut telah dipercaya oleh sebagian besar orang Jawa. Dan aku termasuk orang yang sedikit percaya dengan mitos tersebut. Hihihi.
            Alhasil, aku gelisah malam itu. Kalimat istighfar tak pernah putus aku lafalkan. Aku benar-benar khawatir akan terjadi sesuatu atas diriku. Otomatis malam itu aku susah memejamkan mata. Pikiranku melayang entah ke mana. Menebak-nebak apa yang akan terjadi pada diriku, esok.
Untuk mengobati kegalauanku, aku update status di akun facebookku. Semoga saja bukan firasat buruk. Astagfirllah hal adzim. Tulisku malam itu. selesai menulis status, aku menutup akunku. Inginku, merem saat itu juga, tapi mataku rasanya belum mau diajak untuk “buta”. Kemudian kuarahkan jari-jariku untuk menuliskan sebuah alamat blog. Yap, beberapa detik kemudian muncul sebuah blog dengan latar Candi Prambanan. Kalau mau tau, itu blog yang paling sering aku kunjungi jika ada waktu luang. Mau tau isinya?. Isi blog tersebut tak lain tak bukan adalah kumpulan karya penulis serial silat tersohor nusantara, Alm. SH Mintardja. Tanpa menunggu lama, aku pun melarutkan diriku dalam alur cerita yang aku baca.
Membaca termasuk obat mujarab untuk mengobati kegalauan. Itu menurutku. Kata Ibu Dosenku, boleh berbeda. Kegalauanku pun sedikit terobati. Alhamdulillah. Tapi belum sepenuhnya hilang. Waktu terasa semakin berlalu, tinggalkan cerita tentang kita. *halah malah nyanyi. Ckck. Tak terasa, jam di Hpku sudah menunjukkan angka 11.30. Pertanda hampir tengah malam. Tapi tetep, mata ini masih terang benderang.
Beberapa menit kemudian, Hpku menjerit. Satu pesan diterima. Melihat sebuah nama yang terpampang di layar Hpku, keningku sedikit berkerut. Ada apa gerangan tengah malam begini Mbak (Maaf disensor) ngirim sms? *Bukan GR loh ya. Cuma pasang insting intelijen aja. Mungkin ada sesuatu yang penting. Ckck. Aku lalu membukanya.
Ting tong. Tulisnya. Dengan cepat aku membalasnya.
Kreeeeeek. *membuka pintu. Ada yang bisa dibantu Mbak? Send   item. 
Barusan buka FB, kenapa dengan statusmu? Ada apa to? Balasnya.
Waduh, status yang mana yang mbak? Q lupa. *efek banyak update status. Ckkck.
          Busetdah! Firasat buruk.
        Aku pun  menceritakan tentang kejadian yang aku alami. Nyenggol kucing. Setelah itu, lama nggak ada balasan. Aku kira Mbak (Maaf disensor) udah tidur. Tapi tiba-tiba, Hpku menjerit sekali lagi. Yah, satu pesan diterima. Aku lalu membukanya. Dan mendapati sebuah pesan berharga (bunyi pesannya, aku cantumkan di awal tulisan ini) yang membuatku hatiku tentram. Seketika itu, galau yang beberapa waktu terakhir menggelayuti hatiku, kini sirna tak berbekas hanya karena kata-kata sakti tersebut. Yah, satu kalimat yang masih membuatku tenang hingga malam ini, saat kutulis cerita ini, adalah kalimat terakhir, “Jangan khawatir, kan ada Allah”. Yah… Kan masih ada Allah. Sekali lagi, Kan masih ada Allah. Ngapain khawatir?!
       Untuk teman-teman dan sobatku, jangan pernah khawatir terhadap sesuatu. Apalagi sampai tingkat yang paling parah alias parno. *Jangan salah baca ya? ckckck. Ingat, kan masih ada Allah. Dia akan selalu bersama dan membantu di mana pun dan kapan pun selama kita tidak pernah melupakan-Nya. Setuju?! Harus!
Untuk Mbak (Maaf sekali lagi disensor), terima kasih ya, udah memberikan pesan berharga bagiku. Semoga Allah selalu memberikan rahmat-Nya kepada Mbak. Dan semoga silaturahmi antara kita tetap terjaga. Sebagai teman, sahabat, atau apalah yang penting tak ada dusta di antara kita. ckckck. *Just Kidd Mbk. ^_^  Maaf jika terkadang aku usil bin jail.  Udah ah, udah malem. Hehe. *Angkat topi. Bye!
 Krapyak, 13 Maret 2013.





           
           

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar