Inilah makalah sederhanaku tentang Revolusi Prancis yang butuh perjuangan keras untuk menunjukkan dan mempresentasikan di depan kelas dan di depan teman-temanku. Ah, bagaimana tidak keras perjuanganku, hanya demi tidak dipandang seorang pengecut dan hanya ingin menunjukkan rahasia di balik revolusi prancis, aku menerjang hujan. Basah? pasti. Tapi tak apa, karena bagiku, untuk menunjukkan kebenaran, butuh tumbal perjuangan yang besar. Itu saja. Ok, monggo, di baca dan disebarkan tentang tulisan sederhanaku yang membahas revolusi Prancis. Selamat membaca. ^_^
A.
Pengertian
Revolusi Prancis
Revolusi berarti perubahan mendasar di bidang ekonomi, politik,
budaya dan lain sebagainya. Perubahan
yang terjadi melalui revolusi mempunyai cakupan yang luas dan menyentuh semua
tingkat dan dimensi masyarakat. Jika pengertian revolusi sebagaimana
dijelaskan, maka bisa dikatakan bahwa Revolusi Prancis adalah sebuah perubahan
mendasar di Prancis di bidang ekonomi, politik, budaya dan lain-lain yang
terjadi tahun 1789.
Perubahan mendasar
di bidang ekonomi terlihat bagaimana kemudian
himpunan-himpunan perdagangan dan peraturan-peraturan monopoli dagang serta
industri di hapuskan. Meskipun demikian, masa pasca revolusi perancis merupakan
masa-masa tersulit bagi sebagian rakyat perancis. Hal itu disebabkan kondisi
keuangan yang semakin parah akibat dari kekalahan perang yang terus menerus
baik di dalam maupun di luar negeri.[1]
Perubahan
mendasar di bidang poilitik, sebagaimana yang telah dicatat oleh sejarah adalah
runtuhnya sistem monarki yang dipimpin oleh Raja Louis XVI. Ruhtuhnya sistem
monarki tersebut kemudian memunculkan ide pemerintahan republik dan melahirkan
faham demokrasi yang memiliki arti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat.
Sedangkan perubahan
mendasar di bidang budaya adalah
hilangnya kebudayaan yang memberikan hak-hak istimewa kepada golongan bangsawan
dan rohaniawan. Budaya tersebut hilang secara otomatis pasca terjadinya
revolusi Prancis yang mengusung semboyan
liberty (kebebasan), egaliter (persamaan) dan fraternity (persaudaraan).
B.
Rahasia Di Balik Revolusi Prancis
Sebagaimana yang
telah diketahui, ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya revolusi
Prancis. Faktor-faktor tersebut di antaranya ialah kurang puasnya rakyat
terhadap sistem absolutisme Raja Louis XVI, adanya pengaruh paham rasionalisme,
dan adanya diskriminasi dalam masyarakat Prancis. Tetapi, sebab khusus
terjadinya revolusi Prancis adalah karena gaya hidup mewah sang permaisuri Raja
Louis XVI, Maria Antoinette di
tengah penderitaan rakyat Prancis.
Beberapa hal itulah yang kemudian
digadang-gadang menjadi sebab meletusnya Revolusi Prancis tahun 1789, tetapi
benarkah demikian? Mari kita buktikan!
Jauh sebelum
revolusi Prancis meletus, telah terjadi dua revolusi besar lainnya, yakni
revolusi Inggris (1640), dan Revolusi Amerika (1776). Setelah terjadinya
revolusi Inggris, tepatnya pada tahun 1773, Mayer atau yang dikenal dengan Rothschild
I[2] mengundang para tokoh pemilik modal Yahudi
ke Frankfurt untuk membicarakan masalah Monopoli Internasional. (). Dalam
pertemuan besar tersebut, Rothschild I melakukan evaluasi besar-besaran terkait
Revolusi Inggris. Beberapa point penting yang disampaikan oleh Rothschild I di
antaranya
Konspirasi dianggap terlalu lamban
dalam melakukan program yang direncanakan, akibatnya penguasaan Inggris secara
total terhambat oleh hal-hal kecil. Namun hal-hal kecil ini bisa dianggap tidak
berpengaruh besar bagi upaya penguasaan oleh Konspirasi. Walau demikian,
hal-hal kecil ini dianggap tidak boleh dibiarkan. Beberapa kelompok berpengaruh
di Inggris ada yang masih mampu bertahan menghadapi Konspirasi. Rothschild
segera memerintahkan agar pelaksanaan program dipercepat dan menyingkirkan
oposisi secepatnya dengan segala cara yang bisa diambil. Jika perlu, segenap lapisan
masyarakat Inggris harus dikuasai dengan jalan teror atau kekerasan.[3]
Dalam pertemuan itu juga,
Rothschild I mengungkapkan kepada para pemilik modal Yahudi Internasional,
bahwa keberhasilan revolusi Inggris bukanlah sesuatu yang besar, jika dibandingkan
keberhasilan mereka atas revolusi
Prancis yang sebentar lagi akan berkobar. Segera setelah Rothschild I
menyampaikan uraiannya, para pemilik modal Yahudi Internasional pasang badan
untuk memperkokoh satu tujuan dalam merancang revolusi Prancis (William, G Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, 28)
Terkait dengan semboyan revolusi
Prancis yang akan digelontorkan oleh Rothschild I dan kroni-kroninya, yakni liberty (kebebasan), egaliter (persamaan)
dan fraternity (persaudaraan), dengan lantang Rothschild I, mengatakan bahwa
"Di
dunia ini tidak ada tempat bagi yang namanya kebebasan, persamaan dan
persaudaraan. Slogan-slogan itu tidak lebih dari ucapan kosong, yang
diperkenalkan oleh kita sendiri, lalu kita letakkan di bibir masyarakat umum
agar mereka menggunakan berulang-ulang, persis burung beo. Sesungguhnya sistem
pemerintahan yang sekarang di Prancis adalah berdasarkan aristokrasi keturunan.
Kita akan menghancurkan semua itu dengan slogan kosong tersebut di atas.
Setelah itu baru kita bangun sebuah pemerintahan di atas puing-puing
pemerintahan lama, dengan prinsip aristokrasi baru. Semua di tangan kita."
(William, G Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, 31)
Rizki Ridyasmara dalam bukunya yang bertitle Knight Templar
Knight of Christ, mengatakan bahwa meskipun semboyan revolusi Prancis
terdengar sangat indah tetapi bagi para Konspirasi Yahudi, ketiga istilah
tersebut memiliki makna yang sama sekali beda. Pertama, Liberty
sesungguhnya berarti kemerdekaan
bagi mereka, kebebasan bagi mereka, bagi para pemilik modal, untuk berbuat apa
saja terhadap Prancis. Kedua, Egaliter
yang
sesungguhnya memiliki makna persamaan, bagi Mereka diartikan
sebagai persamaan di kalangan mereka untuk bisa bersama-sama, gotong royong, di
dalam usahanya menguasai perekonomian Prancis. Ketiga, Fraternal yang
bermakna sebagai persaudaraan antara kelompok mereka sendiri, di mana di dalam
setiap usahanya, mereka hams saling tolong-menolong, bantu-membantu, agar
kepentingan kelompok mereka bisa dicapai. lnilah hakikat tiga slogan Revolusi Prancis.
Jadi persaudaraan hanya terbatas pada kelompoknya saja. Tak lebih dan tak
kurang.
Bahan Bacaan
Rizki
Ridyasmara. 2006. Knight Templar Knight of Christ. Jakarta:
PUSTAKA AL-KAUTSAR.
William G Carr. 2005. Yahudi Menggenggam
dunia. Jakarta. PUSTAKA AL-KAUTSAR
Lubna Sungkar. 2007. Peranan Golongan Borjuis Pada Revolusi
Prancis Tahun 1789 dalam Jurnal sejarah CITRA LEKHA, VOL XI NO. 1.
Palembang: Universitas Diponegoro
[1] Lubna Sungkar, Peranan Golongan Borjuis
Pada Revolusi Prancis Tahun 1789 dalam Jurnal sejarah CITRA LEKHA, VOL
XI NO. 1 (Palembang, Universitas Diponegoro, 2007). Hlm. 65
[2]
The Jewish Encyclopedia memuat sejarah
keluarga Rothschild sebagai jutawan semenjak keluarga ini muncul, dan memainkan
peran penting dalam sejarah dunia terselubung modern. Pendiri keluarga ini
adalah Amschel Moshe Pour, seorang pemilik modal Yahudi kenamaan.
[3]
Rizki Ridyasmara, Knight Templar Knight of
Christ (Jakarta, PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2006). Hlm. 207
Posting Komentar